Sunday, February 6, 2011

Percakapannya adalah Al-Quran






Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta’ala:

Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah saw. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian hitam yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa minit.

Dalam dialog tersebut wanita tua itu, setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an. Walaupun jawapannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah: “Assalamu’alaikum warahmatu Allahiwabarakaatuh.”

Wanita tua: Ucapan salam sejahtera dari Tuhan Yang Maha Mengasihani. (Yaa Siin 56)

Abdullah: Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”

Wanita tua: Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya. (Al-A’raaf 186)

Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah: “Kemana anda hendak pergi?”

Wanita tua: Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin). (Al-Israa’ 1)

Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah: “Sudah berapa lama anda berada di sini?”

Wanita tua: Selama tiga malam dalam keadaan sihat. (Maryam 10)

Abdullah: “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”

Wanita tua: Dialah Allah pemberi aku makan dan minum. (Asy-Syu’araa’ 79)

Abdullah: “Dengan apa anda melakukan wudhu?”

Wanita tua: Bila tiada air maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah, debu yang bersih. (Al Maaidah 6)

Abdulah: “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?”

Wanita tua: Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam, maghrib. (Al- Baqarah 187)

Abdullah: “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”

Wanita tua: Dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. (Al- Baqarah 184)

Abdullah: “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”

Wanita tua: Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid. (Qaaf 18)

Abdullah: “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”

Wanita tua: Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan. (Al-Israa’ 36)

Abdullah: “Saya telah berbuat salah, maafkan saya.”

Wanita tua: Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu dan Dia lah jua Yang Maha Mengasihani daripada segala yang lain yang mengasihani. (Yusuf 92)

Abdullah: “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”

Wanita tua: Dan apa jua kebaikan yang kamu kerjakan adalah diketahui oleh Allah. (Al-Baqarah 197)

Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata:

Wanita tua: Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka. (An-Nuur 30)

Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilakan ia mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.

Wanita tua: Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri. (Asy-Syuura 30)

Selesai mengikat unta itu saya pun mempersilahkan wanita tua itu naik.

Wanita tua: Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya, Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. (Az-Zukhruf 13-14)

Saya pun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita tua itu berkata lagi.

Wanita tua: Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu. (Luqman 19)

Lalu aku jadikan unta itu jalan dengan perlahan, sambil mendendangkan beberapa syair

Wanita tua: Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur’an. (Al-Muzzammil 20)

Abdullah: “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”

Wanita tua: Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu. (Al- Baqarah 269)

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.

Abdullah: “Apakah anda mempunyai suami?”


Wanita tua: Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu. (Al Maaidah 101)

Maka aku senyap seketika sehingga berjumpa dengan kafilah di depan kami.

Abdullah: “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”

Wanita tua: Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia. (Al-Kahf 46)

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah: “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”

Wanita tua: Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk. (Al-Nahl 16)

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.

Abdullah: “Adakah kamu kenal orang yang berada dalam kemah ini?”

Wanita tua: Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang nabi yang dikasihi. (An-Nisaa’ 125)
Dan Allah berkata-kata kepada Musa. (An-Nisaa’ 164)
Wahai Yahya pelajarilah kitab itu bersungguh-sungguh. (Maryam 12)

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.

Wanita tua: Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa wang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu. (Al-Kahf 19)

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata:

Wanita tua: Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu.(Al-Haaqqah 24)

Abdullah: “Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya.”

Ketiga anak muda ini secara serempak berkata: “Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena bimbang tersalah bicara.”

Lalu Abdullah bin Mubarak berkata Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya dan berkata: Yang demikian ialah limpah kurnia Allah, diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah sememangnya mempunyai limpah kurnia yang besar. (Al-Hadiid 21)

Dipetik dari kitab: KaifaTahfazul Quran ( DR Mustafa Murad )

Kredit kepada Saudara Norezham

No comments: